1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Qurrota A’yun Samarang
Pondok
Pesantren Qurrota A’yun Samarang didirikan pada tahun 2002 dan mulai beroperasi
tahun 2003 dengan induk Yayasan Pemberdayaan Masyarakat (YPM) Bani Adam yang
diketuai oleh Bapak H Ismail Mulyana dengan prakarsa beberapa orang guru, ulama
dan tokoh pesantren yang dimotori KH Atep Moh Wahid Kosim, S.Ag, MM serta
dukungan dan do’a dari Syaikhuna Al ‘Alim Al-Haj KH Komarudin Al-Maghfur lah,
Sesepuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Samarang-Garut.
Pondok
Pesantren Qurrota A’yun Samarang secara geografis terletak di Jl.Raya Samarang
No. 114 Kp. Cikamiri Desa Sirnasari Kecamatan Samarang-Garut..
Letaknya
yang strategis menjadikan sekolah ini bisa dilalui langsung jalur angkutan kota
jurusan Garut-Samarang-Bayongbong dan beberapa angkutan pedesaan.
Sebagai lembaga
pendidikan yang berciri khas ke-Islaman,
Pondok Pesantren Qurrota A’yun Samarang
mengorientasikan program dan
pengembangannya pada pengasahan nilai-nilai intelektualitas dan nilai-nilai
spiritualitas serta menjadikannya sebagai institusi untuk melahirkan para agen
of change, para mudda’i dan mujahid yang memiliki pemahaman terhadap
nilai-nilai kebangsaan sehingga para lulusan tidak kaku pada saat mengaktualkan
keilmuannya di tengah-tengah masyarakat yang sangat kompleks.
Menengok
dulu ke belakang perkembangan Pondok Pesantren Qurrota A’yun yang begitu pesat,
mungkin didasari oleh orientasi awal dari para Pounding Father serta para
penggagas yaitu membantu masyarakt yang kurang mampu untuk ikut memasukan para
putra-putrinya di Pondok Pesantren dan di Sekolah untuk dibina dalam moral
keagamaan serta ilmu pengetahuan umum. Dirasa inisiatif positif yang sangat
jarang rencana para pendiri pun mendapat respon yang sangat baik ibarat gayung
bersambut beberapa tokoh dari berbagai daerah ikut mensosialisasikan niat baik
tersebut sampai terlahirlah lembaga yang dianggap sebagai solusi alternatif
bagi masyarakat di tengah-tengah realitas di dunia pendidikan yang dirasa masih
jauh dari harapan semua.
Beberapa
realitas tersebut adalah :
a. Biaya pendidikan yang mahal khususnya di
tingkat SMP/MTs. Dan SMA/SMK/MA termasuk lembaga pendidikan yang notabennya
milik pemerintah (Sekolah Negeri)
b. Dianggap gagalnya sekolah pada waktu itu
dalam menjaga dan membangun nilai-nilai spiritualisme, nilai-nilai
kesederhanaan serta kemandirian sehingga banyak para peserta didik malah
mencoreng nama baik almamaternya sendiri dengan perbuatan-perbuatan amoral
serta tidak mencerminkan jatidiri peserta didik yang bik seperti kebiasaan
merokok di lingkungan sekolah, membuat komunitas yang justru meresahkan
masyarakt, serta bergaya hidup hedonis lainnya.
c. Masih di-plotnya kurikulum oleh pusat
sehingga sangat berdampak pada kebebasan sekolah khususnya Guru Pendidikan
Agama dalam mengembangkan kurikulum yang mengarah pada pendidikan moral dan
pembentukan karakter yng dikehendaki oleh undang-undang (Tujuan Pendidikan
Nasional) dengan titik berat pada ketaqwaan dan kecerdasan serta kecakapan hidup.
Kebijakan pemerintah yang hanya mengalokasikan Pendidikan Agama 2 (dua) jam
tatap muka per minggu dirasa menjadi sumber kekakuan para Guru terkait untuk
membangun nilai-nilai keagamaan di sekolah khususnya di kalangan anak didik,
sementara kegiatan ekstra kurikuler di bidang keagamaan tidak begitu mendapat
respon dari para peserta didik.
d. Di sisi lain, sangatlah rasional
masalah-masalah yang sangat berat tentang pemahaman keagamaan disampaikan dalam
waktu yang sangat sempit, sehingga sangat wajar jika kenyataan (output) tidak
sesuai dengan harapan.
e. Kenyataan yang terjadi di beberapa Pondok
Pesantren Klasik dianggap kurang memiliki nilai jual sehinga anak didik
termasuk orang tuanya merasa enggan untuk menjadikan pesantren tersebut sebagai
tempat yang tepat untuk menimba ilmu pada saat ini, padahal sebetulnya pondok
pesantren lebih menjajikan pada masyarakat dalam hal pembinaan akhlaq apalagi
saat ini ditunjang dengan berbagai program pemerintah yang langsung menyentuh
Pondok Pesantren seperti penddidikan Life Skill bagi para santri serta beberpa
pemberdayaan lainnya.
Beberapa realitas di
ataslah yang membuat para pendiri tersentuh untuk mencari solusi penyelamatan
generasi supaya kenyataan di atas tidak berlanjut.
A. Kurikulum Di Pondok Pesantren Qurrota A’yun
Merujuk
Pada orientasi awal pendirian Pondok Pesantren Qurrota A’yun yaitu sebagai
solusi alternatif untuk membangun karakter generasi muda, khususnya di kalangan
masyarakat kurang mampu, menanamkan nila-nilai religius serta memberikan
pemahaman tentang berbagai ilmu pengetahuan, maka Pondok Pesantren Qurrota
A’yun memadukan materi ajarnya dari gabungan ilmu-ilmu keagamaan dengan
ilmu-ilmu pengetahuan umum dengan prosentase 40% mater-materi keagamaan
(akumulasi waktu di Sekolah dan Pondok Pesantren) serta 60% mater-materi
pengetahuan umum (disampaikan di Sekolaha). Materi pelajaran yang khusus
disampaikan di Pesantren meliputi kajian-kajian kitab Ulumul Qur’an, Kitab
Fiqih, Kitab Akhlaq, Kitab Hadits, Kitab Tauhid dan beberapa kitab lainnya.
2. Kegiatan – Kegiatan di Pondok Pesantren Qurrota A’yun Samarang
Melihat begitu
besarnya potensi yang dimiliki dari tahun ke tahun khususnya potensi, minat dan
bakat yang dimiliki oleh para santri, maka pihak lembaga merasa tertantang
untuk mengapresiasi potensi-potensi tersebut dengan mewadahinya dengan beberapa
lembaga yang Alhamdulillah manfaat dan kiprahnya dapat sangat dirasakan
khususnya oleh para peserta didik, adapun kegiatan-kegiatan tersebut
diantaranya :
a. Mengintensifkan pembiasaan penggunaan bahsa
asing (bahasa arab dan bahasa inggris) dengan English Club dan Arabic Club
sebagai wadahnya, melalui Organisasi ini Eksistensi Pondok Pesantren Qurrota
A’yun dapat lebih dikenal dengan berbagai prestasi baik di tingkat lokal
ataupun regional; beberapa kali menjadi juara di beberapa kompetisi yang
diselenggarakan oleh berbagai Perguruan Tinggi di Kabupaten Garut.
b. Pengembangan seni dengan bebeapa jenis
kesenian yang meliputi seni musik, seperti seni angklung, nasyid, dan seni
krida, seni Baca Al-qur’an dengan Sanggar Seni Sebagai Wadahnya. Melalui
Organisasi ini pula Pondok Pesantren Qurrota A”yun pernah dipercaya menjadi
wakil Kabupaten pada kegiatan FLS2N di tingkat Jawa Barat di bidang Seni Baca
AL-Qur’an.
c. Pengembangan ekonomi
Kegiatan
pengembangan Ekonomi sekalipun masih kegiatan rintisan tetapi sudah terasa
sebagai kegiatan yang menjadi motifasi khususnya bagi para pendidik di Pondok
Pesantren ini, adapun kegiatan yang sedang dikembangkan sekarang adalah ternak
ikan dengan membudidayakan beberapa jenis ikan seperti ikan hias, ikan lele dan
ikan bawal.
d. Kegiatan halaqoh bulanan yang diikuti oleh
seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Qurrota A’yun dengan mengkaji
masalah-masalah aktual serta mengkaji kitab hadits, fiqh dan lainnya
Pada tahun 2008 dengan berbekal kepercayaan dari berbagai
pihak yang begitu besar terutama masyarakat sekitar termasuk dukungan juga
datang dari MUI Kecamatan Samarang, Pondok Pesantren Qurrota A’yun Samarang
membuka layanan pendidikan formal setingkat SD yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) Qurrota
A’yun dan lembaga pendidikan formal setingkat SMA yaitu SMK Plus Qurrota A’yun
dengan program keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura(ATPH) serta
Teknologi Komputer dan Jaringan (TKJ) Tahun 2008, saat ini SMK Plus Qurrota
A’yun telah memiliki 4 Program keahlian yaitu 2 program keahlian ditambah
dengan Proram Keahlian Busana dan Butik serta Teknik Sepeda Motor dengan jumlah
siswa 984 orang 24 Rombel. Jauh sebelum Pembukaan MI dan SMK, Pondok Pesantren
Qurrota A’yun telah memilki SMP yang kini memilki 24 Rombel dengan jumlah siswa
1004 siswa.
Tahun
demi tahun, perkembangan Pondok Pesantren Qurrota A’yun di bawah pimpinan KH.
Atep Moh. Wahid Kosim, S.Ag., M.M. ini
menunjukan perkembangan yang signifikan dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah
yang dianggap maju khususnya di Kabupatrn Garut, saat ini Pondok Pesantren
Qurrota A”yun memiliki 2.122 siswa dari 4 (empat) jenjang lembaga Pendidikan, RA,
MI, SMP dan SMK, serta jumlah tenaga Pengajar yang keseluruhannya tenaga
sukarelawan berjumlah 56 orang.
Dengan
menyadari berbagai kekurangan yang ada, beberapa tahun terakhir ini, Pondok
Pesantren Qurrota A’ayun Samarang
menunjukkan dinamika yang positif dengan
ditandai oleh output yang dalam beberapa bidang bisa bersaing di tingkat lokal
dan regional serta animo dan dukungan masyarakat yang semaikin meningkat,
adanya respon dari beberapa perusahaan
dan pihak pemerintah setempat yang ditandai dengan kerjasama dalam beberapa kegiatan.
Demikian
sekilas profil dan sejarah singkat Pondok Pesantren Qurrota A’ayun Samarang
dengan harapan banyak kemajuan-kemajuan dan perkembangan positif lainnya di
masa yang akan datang sehingga menjadi
profil lembaga yang ideal dan memberikan kontribusi nyata kepada agama,
masyarakat dan bangsa khususnya dalam bidang pendidikan.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Mewujudkan kader-kader Intelektual
muslim Indonesia yang mempunyai imtaq, iptek, pembentukan watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat, mampu menghadapi tantangan zaman serta membawa umat
kepada kesejahteraan, kebahagian dunia akhirat
2. Misi
a. Membentuk kader-kader intelektual muslim
yang beriman, bertaqwa dan mempunyai wawasan
b. Membentuk watak peradaban bangsa yang
bermartabat dan berakhlak mulia
c. Membentuk motivator, innovator, yang selalu
dinamis, mandiri dan mampu menghadapi tantangan zaman
d. Membentuk juru dakwah dan pemimpin umat yang
terampil
e. Memperjuangkan terciptanya system yang
kondusif bagi proses demokratisasi yang kesetaraan dan keadilan
selamat atas terbitnya blog resmi ponpes qurrota a'yun, semoga sukses..............
BalasHapusBisa bawa hp ga ?
BalasHapusKapan d bukanya pendaftaran penerimaan murid baru
BalasHapusKapan d bukanya pendaftaran penerimaan murid baru
BalasHapusKpn di buka pendftran baru,utk biaya gmn
BalasHapusPengasuhnya ada yang namanya LAELA SYARIFAH ???lulusan STAIN PURWOKERTO
BalasHapus